![]() |
| Fauzan mengungkapkan keprihatinan atas warga Aceh yang kesulitan hidup akibat harga sembako melonjak pasca-banjir.Dok Foto:Fauzan |
KAMELA-Aceh Utara — Di tengah bencana banjir besar yang melumpuhkan aktivitas warga, sejumlah pedagang justru melakukan tindakan tidak manusiawi dengan menaikkan harga bahan pangan secara drastis. Ketika masyarakat kesulitan makan selama lebih dari empat hari, berjuang bertahan hidup dalam genangan air, sebagian pedagang justru melihat kesempatan untuk meraup keuntungan dari penderitaan korban.
Harga beras kini dilaporkan melonjak menjadi sekitar Rp300.000 per 15 kilogram, sementara harga cabai mencapai Rp120.000 per kilogram. Kenaikan ini bukan sekadar fluktuasi pasar, tapi tindakan keji yang memanfaatkan situasi bencana untuk keuntungan pribadi.
Ini perilaku yang tidak bermoral, tidak berakhlak, tidak berperikemanusiaan.
Pada saat ribuan keluarga kelaparan, saat anak-anak menangis karena tidak ada makanan, sebagian oknum pedagang malah tertawa menghitung uang hasil spekulasi harga. Tindakan ini menunjukkan hilangnya rasa kemanusiaan dan solidaritas sosial yang seharusnya menjadi ciri bangsa yang berbudi.
Masyarakat pun dengan suara bulat mengutuk tindakan ini dan mendesak:
• Pemerintah daerah secepatnya memberikan bantuan logistik untuk masyarakat.
• Menindak tegas pedagang yang menimbun barang.
• Memberikan sanksi keras bagi penjual yang terbukti memanfaatkan musibah.
Solusi yang diharapkan masyarakat saat ini:
Logistik harus segera disebarkan oleh pemerintah ke seluruh daerah yang terkena banjir. Pedagang hendaknya mengedepankan nurani — mari saling membantu dulu. Setelah musibah ini reda, penjualan dan ekonomi pasti akan normal kembali. Jangan cekik saudaramu sendiri dalam keadaan susah.
Bangsa yang besar bukan diukur dari ekonominya, tetapi dari jiwa sosialnya. Maka perilaku mencari untung dalam penderitaan orang lain adalah tindakan yang memalukan sebagai anak bangsa dan mengkhianati nilai kemanusiaan.
“Semoga Aceh segera pulih, banjir cepat surut, dan warga yang menjadi korban mendapatkan bantuan yang layak. Dan semoga tindakan tak bermoral seperti ini tidak terjadi lagi karena bencana adalah waktu untuk saling membantu, bukan saling menginjak.” Ungkap Fauzan.
