![]() |
| Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati |
KAMELA — Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati, meminta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) memberikan dispensasi akademik serta keringanan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa yang berasal dari daerah terdampak bencana alam.
Esti mengatakan, kebijakan tersebut diperlukan untuk meringankan beban keluarga mahasiswa yang tengah menghadapi kondisi sulit akibat bencana. Dalam beberapa waktu terakhir, bencana alam dilaporkan melanda sejumlah wilayah di Indonesia, mulai dari banjir bandang dan longsor di Sumatera dan Sulawesi, banjir besar di Kalimantan, gelombang tinggi di pesisir Jawa–Bali, hingga kebakaran permukiman warga di Papua dan Jakarta.
Menurut Esti, dampak bencana tidak hanya merusak infrastruktur dan permukiman, tetapi juga mengganggu keberlangsungan pendidikan ribuan pelajar dan mahasiswa di berbagai daerah.
Ia meminta Kemendiktisaintek segera melakukan pendataan mahasiswa terdampak bencana melalui seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pendataan tersebut dinilai mendesak mengingat saat ini dunia pendidikan mendekati masa Ujian Akhir Semester (UAS) dan akan memasuki semester genap 2026.
Esti menegaskan bahwa pendataan tidak boleh dilakukan secara pasif. Setiap perguruan tinggi diminta proaktif mengidentifikasi mahasiswa terdampak melalui fakultas, biro akademik, dan himpunan mahasiswa daerah.
Ia juga menekankan pentingnya dispensasi akademik menjelang UAS. Menurutnya, mahasiswa di wilayah bencana menghadapi berbagai hambatan, seperti rumah rusak atau terendam, kehilangan dokumen akademik, terputusnya jaringan listrik dan internet, serta kondisi keluarga yang belum stabil.
Selain itu, Esti menyoroti keterbatasan akses pembelajaran daring akibat rusaknya jaringan seluler, pemadaman listrik, hingga hilangnya perangkat belajar. Untuk itu, ia mendorong kolaborasi lintas kementerian dan operator telekomunikasi guna menyediakan akses internet darurat di wilayah terdampak.
Esti mengusulkan pengiriman BTS mobile ke titik bencana, penyediaan wifi darurat di posko pengungsian, serta pemberian paket kuota gratis agar mahasiswa terdampak tetap dapat mengikuti pembelajaran daring.
(Dihimpun dari berbagai Media)
